1. Implementasi Sistem
Implementasi Perangkat Keras
Implementasi Perangkat Lunak
Implementasi Antarmuka
2. Pengujian Sistem
Pengujian Black Box
Pengujian Confusion Matrix
3. Skenario Pengujian
IMPLEMENTASI SISTEM
Tahap implementasi sistem merupakan tahap pembangunan perangkat lunak, tahap lanjut dari tahap perancangan sistem. Tahap yang dilakukan untuk menerjemahkan perancangan berdasarkan hasil analisis dalam bahasa yang dimengerti oleh komputer serta penerapan perangkat lunak pada keadaan yang sebenarnya.
Implementasi Sistem dibedakan menjadi tiga yaitu :
Implementasi Perangkat Keras
Implementasi Perangkat Lunak
Implementasi Antarmuka
IMPLEMENTASI PERANGKAT KERAS
Spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan untuk membangun Analisis Sentimen Berdasarkan Aspek menggunakan Metode Bayesian Network seperti dapat dilihat pada
IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK
Spesifikasi perangkat lunak (software) yang digunakan untuk membangun Analisis Sentimen Berdasarkan Aspek menggunakan Metode Bayesian Network seperti dapat dilihat pada table dibawah ini.
IMPLEMENTASI ANTARMUKA
Implementasi antarmuka dilakukan untuk setiap tampilan program yang dibangun dalam bentuk file code. Deskripsi implementasi antarmuka pada sistem yang dibangun dapat dilihat pada berikut :
PENGUJIAN SISTEM
Pengujian sistem merupakan tahap yang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem sesuai dengan rancangan sistem yang dibangun sebelumnya
Pengujian Sistem dibedakan menjadi :
1. Pengujian Black Box
2. Pengujian Confusion Matrix
PENGUJIAN BLACK BOX
Pengujian black box merupakan pengujian yang berfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak.
Contoh :
Kasus Dan Hasil Pengujian Sistem Penilaian Karyawan Terbaik PT. XYZ
Kasus dan hasil pengujian berisi pemaparan dari rencana pengujian yang telah disusun pada skenario pengujian. Pengujian ini dilakukan secara black box dengan hanya memperhatikan masukan ke dalam sistem dan keluaran dari masukan tersebut.
Kasus dan Hasil Pengujian
PENGUJIAN CONFUSION MATRIX
Contoh :
Sistem Penilaian Karyawan Terbaik PT. XYZ
Berikut ini merupakan pemilihan metode terbaik atau perbandingan antara penilaian dengan keputusan Manajemen, perhitungan dengan metode WASPAS maupun MPE. Hasil penilaian pihak Manajement atau HRD terdapat pada table berikut.
Tabel hasil perankingan:
Untuk memilih metode yang tepat, penulis menggunakan acuan Confusion Metrix.
Berdasarkan Confusion Matrix, peneliti bisa menentukan Accuracy, Precission, Recall dan Specificity.
Keterangan:
TP (True Positif) = kondisi dimana karyawan yang diprediksi (Positif) ranking satu dan memang benar (True) sesuai dengan penilaian Manajemen.
TN (True Negatif) = kondisi dimana karyawan yang diprediksi (Negatif) tidak ranking satu dan memang benar (True) sesuai dengan penilaian Manajemen.
FP (False positif) = kondisi dimana karyawan yang diprediksi (Positif) ranking satu, akan tetapi dalam penilaian Manajemen karyawan tersebut tidak ranking satu (False).
FN (False Negatif) = kondisi dimana karyawan yang diprediksi (Negatif) tidak ranking satu, akan tetapi dalam penilaian Manajemen karyawan tersebut ranking satu (False).
1. Pengukuran Tingkat Accuration
Dengan mengacu pada rumus :
Accuracy (%) = (TP + TN) / (TP + FP + FN + TN) 100%
- Hasil Perhitungan WASPAS
Accuracy (%) = (TP + TN) / (TP + FP + FN + TN) 100%
= (3 + 10) / (3 + 1 + 1 + 10) 100%
= (13) / (15) 100%
= 86,666 %
Keterangan:
TP = NIK A2, A13, A25
TN = NIK A5, A6, A8, A9, A10, A11, A12, A22, A23, A26
FP = NIK A19
FN = NIK A17
- Hasil Perhitungan MPE
Accuracy (%) = (TP + TN ) / (TP + FP + FN + TN ) 100%
= (4 + 18) / (4 + 0 + 0 + 18) 100%
= (22) / (22) 100%
= 100 %
Keterangan:
TP = NIK A2, A13, A17, A25
TN = NIK A3, A4, A8, A9, A10, A11, A12, A14, A15, A16, A18, A19, A20, A21, A22, A23, A24, A26
FP = Tidak ada
FN = Tidak ada
2. Pengukuran Precission
Dengan mengacu pada rumus :
Precission (%) = ((TP) / (TP + FP)) 100%
- Hasil Perhitungan WASPAS
Precission (%) = ((TP) / (TP + FP)) 100%
= ((3) / (3 + 1)) 100%
= (3) / (4) 100%
= 75 %
- Hasil Perhitungan MPE
Precission (%) = ((TP) / (TP + FP)) 100%
= ((4) / (4 + 0)) 100%
= (4) / (4) 100%
= 100 %
3. Pengukuran Recall
Dengan mengacu pada rumus :
Recall (%) = ((TP) / (TP + FN)) 100%
- Hasil Perhitungan WASPAS
Recall (%) = ((TP) / (TP + FN)) 100%
= ((3) / (3 + 1)) 100%
= (3) / (4) 100%
= 75 %
- Hasil Perhitungan MPE
Recall (%) = ((TP) / (TP + FN)) 100%
= (((4) / (4 + 0)) 100%
= (4) / (4) 100%
= 100 %
4. Pengukuran Specificity
Specificity untuk mengetahui ada persen karyawan yang benar "ranking satu (karyawan terbaik)" dibandingkan dengan keseluruhan karyawan yang sebenarnya "tidak ranking satu (bukan karyawan terbaik)".
Dengan mengacu pada rumus :
Specificity (%) = 2x ((Recall x Precission) / (Recall + Precission))
- Hasil Perhitungan WASPAS
Specificity (%) = 2x ((Recall x Precission) / (Recall + Precission))
= 2x ((75 x 75) / (75 + 75))
= 75 %
- Hasil Perhitungan MPE
Specificity (%) = 2x ((Recall x Precission) / (Recall + Precission))
= 2x ((100 x 100) / (100 + 100))
= 100 %
Hasil pengukuran:
Berdasarkan hasil pengukuran Confusion Matrix terhadap perhitungan sampel alternatif metode WASPAS dan MPE, maka didapatkan bahwa metode MPE lebih baik dengan specificity 100%. Sehingga penulis menggunakan metode MPE untuk membuat model sistem pendukung keputusan penilaian karyawan terbaik pada PT. XYZ.
Komentar
Posting Komentar